INAPOS, KAB CIREBON.- SMP Negeri 1 Losari Cirebon tengah menjadi sorotan setelah adanya pungutan sebesar Rp 250.000 yang dibebankan kepada siswa kelas 7, 8, dan 9.
Pungutan ini diklaim sebagai bentuk partisipasi dalam pembangunan awning sekolah, namun menuai keluhan dari para orang tua, terutama bagi mereka yang baru saja menghadapi biaya pendidikan tinggi di awal tahun ajaran.
Permintaan kontribusi ini disampaikan melalui pesan grup WhatsApp wali murid, dengan batas waktu pembayaran hingga Desember tahun ini.
Pihak sekolah meminta agar setiap siswa menyerahkan dana tersebut melalui wali kelas masing-masing.
Anas Basuki, seorang pemerhati pendidikan, mengkritik langkah ini sebagai beban tambahan yang memberatkan, terutama bagi orang tua siswa kelas 7 yang baru memasuki tahun ajaran baru.
Menurutnya, pungutan semacam ini seharusnya tidak langsung dilakukan oleh pihak sekolah, melainkan melalui komite sekolah sesuai dengan aturan yang berlaku.
“Pungutan ini sangat memberatkan dan seharusnya tidak dilakukan oleh pihak sekolah langsung. Ini melanggar prinsip partisipasi yang sebenarnya,” ujar Anas Basuki pada Selasa (3/9/24).
Dari informasi yang dihimpun, iuran tersebut merupakan hasil musyawarah antara pihak sekolah dan komite sekitar dua minggu lalu. Meskipun beberapa siswa telah membayar, masih ada yang merasa keberatan dan belum memenuhi kewajiban tersebut.
“Partisipasi dalam pembangunan seharusnya bersifat sukarela tanpa adanya tarif nominal atau batas waktu yang memaksa,” tambah Anas.
Hingga berita ini diterbitkan, pihak sekolah belum memberikan klarifikasi resmi terkait pungutan ini. Para orang tua berharap ada penjelasan dan solusi yang dapat meringankan beban mereka, terutama di tengah tantangan ekonomi saat ini.
(Ddn)
