Jumat, Maret 29, 2024
BerandaEkonomi Dan BisnisPemprov DKI Diminta Beri Kepastian, Soal Nasib Wedding Organizer

Pemprov DKI Diminta Beri Kepastian, Soal Nasib Wedding Organizer

Jakarta.- Nasib Wedding Organizer (WO) masih memprihatinkan di tengah pelonggaran Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Sebab meskipun sudah ada relaksasi, resepsi pernikahan masih dilarang.

Tak terkecuali pengusaha catering dan lainnya, yang secara langsung berkontribusi bagi yang melaksanakan akad atau pernikahan sangat merasakan dampak yang sangat luar biasa.

Salah satunya dialami oleh Lucy Luciana Ketua Bagian Insdentil di DPD Perkumpulan Perusahaan Jasa Boga Indonesia (DPD PPJI-DKI Jakarta). Dirinya menyatakan, sejak diberlakukannya PSBB usaha yang kami rintis mengalami kemerosotan yang sangat tajam.

“Apalagi kebijakan pemerintah saat ini belum ada kejelasannya, padahal usaha lain sudah dibuka seperti hotel, tempat hiburan dan mall. Terlebih pasar, yang pada kenyataannya disanalah tempat kerumunan orang,” ucap Lucy kepada Inapos.com di kawasan Bekasi, Rabu (5/8/2020).

Dirinya juga menyadari bahwa memang saat pandemi Covid-19 menunjukan angka kenaikan. Namun itu bukanlah ajang untuk menakuti, melainkan masyarakat butuh edukasi akan pentingnya dalam mentaati protokol kesehatan.

Padahal, sambung Lucy, “kami dalam pelaksanaan wedding pun telah sangat menerapkan protokol kesehatan, seperti menyediakan hand sanitizer, pemeriksaan suhu tubuh serta menerapkan physical distancing. Dalam jamuannya seperti minuman dan makanan juga kami sangat terjaga dengan kemasan,” jelas Lucy.

Hal senada juga diungkapkan Reza Ferdiansyah Ketua Bidang Organisasi PPJI DKI Jakarta, ia mengharapkan Pemprov DKI dapat memberi solusi akan permasalahan yang dialami industri Wedding Organizer.

Ia juga meminta agar media dapat mengurangi pemberitaan yang membuat rasa takut, sebab hal ini sangat memiliki efek yang luar biasa. “Seperti ada yang terkontaminasi seusai menghadiri sebuah acara, padahal hal itu belum tentu terkena dilokasi tersebut,” ungkapnya.

Reza yang tergabung di PPJI mendorong agar pemerintah dapat mengizinkan kembali acara resepsi, karena apabila tidak maka perekonomian juga tidak berjalan semestinya. “Padahal kami telah siap akan protokol kesehatan, apabila dibuka juga kan calon pengantinnya tidak langsung menggelar acara dalam waktu dekat. Maka sudah seharusnya pemerintah memberi ruang untuk itu, sebab bila ini dibiarkan maka dampaknya bukan hanya pada sebuah prosesi pernikahan saja melainkan merambah ke para pekerja yang tidak memiliki penghasilan,” pungkasnya.

Untuk yang di gedung kita sudah simulasikan dan itu berhasil, jelas Reza, jadi yang kami lakukan yaitu pembatasan jumlah tamu yang hadir atau diberikan sesi kedatangan, selain itu ada juga petugas yang selalu menghimbau akan pentingnya menjaga jarak dan juga kami layani dalam mengambil minuman ataupun makanan. (El)

RELATED ARTICLES
- Advertisment -  

Most Popular

Recent Comments