Jumat, April 19, 2024
BerandaDaerahJabar Masagi Sebagai Kebajikan Universal Jawa Barat

Jabar Masagi Sebagai Kebajikan Universal Jawa Barat

KOTA CIREBON.- Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil meluncurkan Jabar Masagi di Cirebon. Program pendidikan karakter ini bukan sekadar janji politik. Lebih dari itu, untuk membentengi masyarakat Jawa Barat dengan nilai-nilai baik yang selaras dengan cita-cita Jabar Juara Lahir Batin.

Masagi adalah filosofi Sunda yang singkat-padat. Tapi memiliki makna yang mendalam. ”Jelema Masagi” artinya orang yang memiliki banyak kemampuan dan tidak ada kekurangan. Masagi berasal dari kata pasagi (persegi) yang artinya menyerupai (bentuk) persegi.

Ridwan Kamil mengatakan, grand desain Jabar Masagi menekankan pada nilai pendidikan karakter. Mengembalikan pendidikan budi pekerti yang bisa berdampak pada akhlak sosial yang mengandung keluhuran nilai-nilai kearifan lokal.

”Tentunya yang sesuai dengan kebutuhan dan konteks budaya dari masing-masing wilayah di Jawa Barat. Ini sebagai pijakan jati diri dengan keterampilan abad 21 untuk kemajuan generasi muda Jawa Barat ke depan,” ujar dia saat peluncuran Jabar Masagi di Gedung Negara Kota Cirebon, Rabu (5/12).

Dalam Jabar Masagi, setiap budaya lokal dihargai setara bukan untuk digantikan atau menggantikan. Tapi, satu sama lain hadir untuk saling melengkapi. Keragaman budaya lokal adalah kekuatan dari Jawa Barat.

“Mengakomodir tiga budaya di tiga wilayah. Yakni Sunda Priangan, Cirebonan, dan Betawi,” katanya.

Ia mengungkapkan, filosofi ”Masagi” yaitu bagaimana berproses menjadi manusia yang memiliki pribadi yang kokoh, ajeg atau seimbang dalam berpikir, merasa, dan bertindak.

“Jabar Masagi menjadikan budaya lokal yang beragam adalah pondasi yang harus diletakan di awal karena menyangkut identitas dan warisan sejarah yang melekat pada kearifan lokal di masing-masing wilayah,” jelasnya.

Program Jabar Masagi adalah fokus membangun manusia, bukan programnya. Jadi jika ditanya apa itu Jabar Masagi? Jabar Masagi adalah menumbuhkan manusia Masagi Jawa Barat untuk belajar merasakan (surti/rasa), belajar memahami (harti/karsa), belajar melakukan (bukti/karsa), belajar hidup bersama (bakti/dumadi nyata) untuk melayani.

Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Jawa Barat Ahmad Hadadi menambahkan, implementasi kurikulum program Jabar Masagi adalah seluruh program praktik baik di lingkungan rumah, sekolah dan masyarakat yang mampu menumbuhkan generasi muda di Jawa Barat sebagai manusia berbudaya yang memiliki kemampuan untuk bisa belajar merasakan (surti), belajar memahami (harti), belajar melakukan (bukti), belajar hidup bersama (bakti).

Dia memastikan, implementasi program Jabar Masagi tidak akan menyulitkan guru dalam kurikulum karena kuncinya adalah kemauan untuk menyentuh hati siswa, karena perubahan perilaku terjadi ketika hatinya tersentuh. Jadi Jabar Masagi pada prinsipnya sejalan dengan penguatan pendidikan karakter (PPK) dan kurikulum 2013.

”Jabar Masagi hanya berupaya ”membumikan” pendidikan karakter dalam konteks mulok budaya lokal sebagai akar untuk mengisi ruh pendidikan karakter agar tidak tercerabut dari akarnya,” pungkasnya. (Kris)

RELATED ARTICLES
- Advertisment -                

Most Popular

Recent Comments