Jumat, April 19, 2024
BerandaHeadlineDiduga, Proyek Kolam Olak BC Gagal Konstruksi

Diduga, Proyek Kolam Olak BC Gagal Konstruksi

CIREBON,- Pekerjaan pembuatan kolam Olak bendung Cikeusik (BC) yang memakan biaya ratusan juta dan bersifat sementara, mendapat sorotan dari berbagai pihak begitupun anggota LSM Perkara, Muhammad Sugiman.

Seperti pemberitaan sebelumnya, proyek pembuatan kolam Olak tersebut diduga buang-buang anggaran.

Baca : https://inapos.com/diduga-proyek-kolam-olak-bendung-cikesusik-buang-anggaran/

Menanggapi pemberitaan tersebut, Muhammad Sugiman atau yangvakrab disapa Giman ini angkat bicara.

“BPKP harus memeriksa dan mengaudit pekerjaan tersebut. Jelas menurut saya proyek tersebut sangat membuang anggaran dan dapat disebut gagal konstruksi,” papar Giman anggota DPP LSM Perkara yang berkantor pusat di Bandung ini.

Giman menambahkan, menurutnya pekerjaan tersebut sangat tidak baik karena jika terjadi banjir, tumpukan karung tersebut tidak berfungsi untuk menahan kerusakan pada bawah jembatan penghubung antara dua kecamatan tersebut.

“Cuaca saat ini sangat ekstrim. Pembuatan kolam Olak tersebut sepertinya sangat tidak berpengaruh terhadap gempuran air saat curah hujan tinggi dan air bah. Jadi jelas anggaran ratusan juta yang telah dikeluarkan terbuang percuma,” tegasnya.

Pernyataan Giman ini sesuai pula oleh apa yang disampaikan salah satu tenaga ahli dibidang tehnik sipil dan tidak ingin dimediakan namanya.

“Jelas, pembuatan kolam Olak seperti itu memang hanya bersifat sementara. Tapi jika anggaran yang dikeluarkan sebesar Empat ratus juta, itu bukan sementara. Seharusnya dengan anggaran sebegitu besar, pihak pengelola bendung dalam hal ini BBWSCimancis sudah dapat membuat kolam yang menggunakan cor-an agar tiang-tiang jembatan dapat dibantu menahan beban dan gempuran air saat banjir,” ungkap pria yang bekerja sebagai konsultan tehnik ini.

Menurut pria tersebut, dengan nilai anggaran sebesar itu, dirinya yakin bisa dibuat kolam Olak yang lebih baik.

“Analisa saya, pekerjaan itu diluar perhitungan secara tehnik. Jelas itu akan disebut gagal konstruksi. Sepertinya, hal tersebut ditengarai dengan konstruksi yang bukan hasil dari kajian yang komprehensif, dalam pembangunan atau perbaikan bendung,” jelasnya.

Berdasarkan hasil penelusuran media ini dan berdasarkan catatan arus sungai Cisanggarung yang begitu besar ketika misim penghujan, kontruksi Geo- bag dasaran pasir, dengan isi batu serta diatasnya dipasang/dihampar dengan seseg bambu, dengan banjir sungai Cisanggarung sangatlah besar, dqpat dipastikan pekerjaan tersebut sangat tidak kuat menahan banjir tersebut.

Dan efek yang paling fatal adalah terputusnya jambatan penghubung antara Kec. Cimahi dengan Kec. Cidahu, Kab. Kuningan.

Sampai berita ini diturunkan, Kepala Satker OP BBWSCimancis sebagai pihak yang paling bertanggungjawab, masih bungkam. (Cep’s)

RELATED ARTICLES
- Advertisment -                

Most Popular

Recent Comments