Kamis, April 18, 2024
BerandaNusantara56 Persen Smartphone Tiongkok Rajai Pasar Indonesia

56 Persen Smartphone Tiongkok Rajai Pasar Indonesia

INAPOS, JAKARTA,- Smartphone Tiongkok merajai pasar di Indonesia dan yang beredar di Indonesia tidak sekadar mengandalkan harga murah. Smartphone Tiongkok cukup digemari konsumen Indonesia. International Data Corporation (IDC) Indonesia melaporkan bahwa Vivo, Oppo, dan Xiaomi mengambil 56 persen market share Indonesia pada kuartal III tahun 2018.

Dikutip dari PR-Online, dominasi produk smartphone Tiongkok tidak hanya terjadi dalam beberapa bulan belakangan. Menilik laporan Statista, smartphone Tiongkok sudah menguasai sebagian besar pasar Indonesia sejak 2017.

Apa yang membuat ponsel buatan Tiongkok berbicara banyak di Indonesia? Sebagian orang menganggap smartphone Tiongkok laris manis di pasaran karena harganya murah. Namun, ada faktor lain yang mempengaruhi larisnya smartphone Tiongkok.

Faktor tersebut adalah empat resep sukses yang diterapkan produsen smartphone asal Tiongkok agar produk mereka laku di Indonesia.

Memproduksi lebih banyak model

Hasil riset terbaru iPrice menunjukkan bahwa produsen smartphone Tiongkok sangat produktif merilis model dalam 5 tahun belakangan. Ada 413 model smartphone yang sudah dirilis Vivo, Lenovo, Oppo, Xiaomi, dan Huawei dalam periode 2014-2018. Tahun 2018 lalu, 31 model dari Vivo menjadi yang terbanyak jumlahnya di antara merek lain.

Jumlah itu mengungguli Samsung yang pada tahun-tahun sebelumnya selalu paling banyak merilis model smartphone. Hanya ada 24 model baru dari Samsung sepanjang 2018, termasuk Samsung Galaxy S9 dan S9+.

 

Strategi produksi model smartphone itu sejatinya bukan hal baru. Dulu, Nokia juga merilis banyak ponsel untuk menstimulasi penjualan. Dengan semakin banyak jumlah model yang disediakan, terbuka peluang untuk menyasar lebih banyak konsumen.

Membuat kampanye penjualan eksklusif di platform e-commerce

Tim pemasaran smartphone Tiongkok sadar bila kini begitu banyak orang beraktivitas dalam dunia digital, termasuk belanja kebutuhan pribadi di sejumlah platform e-commerce.

Karena itu, Xiaomi, Vivo, dan Oppo kerap membuat kampanye flash sale di platform e-commerce demi menarik perhatian konsumen terhadap produk baru mereka.

Biasanya, kampanye penjualan dikemas eksklusif dengan barang yang terbatas dan banderol di bawah harga normal agar lebih laris. Pendekatan penjualan eksklusif melalui kanal internet nyatanya mendorong konsumen untuk berlomba membeli smartphone baru. Setiap ada smartphone Tiongkok, narasi media massa tentang “penjualan yang laris dalam hitungan singkat” bukan lagi suatu yang mencengangkan.

 

Strategi itu tidak saja diterapkan di pasar lokal. Xioami contohnya yang mereplikasi kampanye penjualan itu di India dan Inggris.

Dalam catatan South China Morning Post, strategi flash sale melalui platform e-commerce membantu Xiaomi mengalahkan dominasi Samsung di India pada 2018.

Smartphone yang kaya fitur modern

Jika awalnya smartphone Tiongkok dicemooh karena kebanyakan fitur produknya meniru Apple atau Samsung, belakangan ini Huawei dkk. mengembangkan fitur-fitur modern yang menjadi ciri tersendiri.

Huawei hadir dengan terobosan kamera cangggih yang menggunakan lisensi Leica, perusahaan ternama di bidang fotografi. Xiaomi dan Oppo menghadirkan smartphone flagship yang benar-benar dapat menemani aktivitas penggunannya seharian penuh karena kapasitas baterai besar.

Sejumlah nama juga menuangkan perhatian mereka lebih jauh pada teknologi smartphone layar lipat alias foldable.

Mashabel, dalam artikelnya menanggapi bahwa keberadaan fitur-fitur canggih di smartphone Tiongkok masa kini tidak lagi sekadar gimmick, tetapi inovasi yang membantu industri smartphone lebih dekat ke masa depan.

Harga yang sangat terjangkau

Soal harga tidak bisa dinafikan. Tak peduli seberapa canggih spesifikasi atau seberapa banyak teknologi yang disematkan, banderol produk-produk smartphone Tiongkok hampir selalu di bawah harga kompetitor global. Dengan harga yang lebih terjangkau, godaan untuk memilih smartphone Tiongkok akan mudah hinggap di benak konsumen.

Tapi mengapa harga smartphone Tiongkok dapat lebih murah dibandingkan kompetitor dari regional lain?  Sejumlah analisis mengemukakan bahwa margin harga yang lebih rendah pada smartphone Tiongkok disebabkan karena adanya praktik menekan biaya manufaktur kasar seperti buruh.

Analisis lain dari Android Authority menyebut bahwa merek-merek smartphone Tiongkok piawai dalam memotong anggaran untuk aspek distribusi dan promosi barang karena punya jaringan penjualan sendiri, baik melalui halaman situs sendiri maupun kerja sama dengan sejumlah platform e-commerce.(Net/Red)

RELATED ARTICLES
- Advertisment -                

Most Popular

Recent Comments