Kamis, April 18, 2024
BerandaDaerahMalukuFokus Safari Ramadan 1439 di Maluku Prihatin Aksi Teror Bom

Fokus Safari Ramadan 1439 di Maluku Prihatin Aksi Teror Bom

Inapos, Maluku-Pelaksanaan Safari Ramadan 1439 Hijriah pemerintah provinsi (Pemprov) Maluku disepakati fokusnya prihatin aksi teror bom, baik terjadi di tiga gereja di Surabaya dan Rusunawa Wonocolo di Taman, Sidoarjo agar tidak terjadi di daerah ini.

“Safari Ramadan pada 2018 nuansanya berbeda dari tahun – tahun sebelumnya karena difokuskan untuk menyatakan keprihatinan terhadap aksi teror bom yang kemungkinan bisa saja terjadi di Maluku, terutama Kota Ambon sehingga dimanfaatkan untuk mengintensifkan sosialisasi guna penangkalan dini,” kata Ketua Panitia Pelaksanaan Safari Ramadan Pemprov Maluku 2018, Kasrul Selang, dikonfirmasi, Rabu.

Dia mengemukakan, keprihatinan terhadap aksi teror bom di Surabaya itu merupakan hasil rapat Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Setda Maluku, perwakilan Kepolisian/TNI serta pimpinan MUI, Majelis Pekerja Harian (MPH) Sinode Gereja Protestan Maluku (GPM), Keuskupan Amboina, Perisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) serta perwalian umat Budha Indonesia (Walubi) Maluku.

“Kami mengawali Safari Ramadan di Masjid Raya Alfatah Ambon dengan puncaknya menjalin talih kasih bersama sesama anak bangsa Indonesia di ibu kota provinsi Maluku yang berhak menerimanya,” ujar Kasrul.

Safari Ramadan juga disepakati bukan difokuskan semata untuk umat Islam. Namun, pemeluk agama lain sebagai wujud toleransi sebagai cerminan iman dilandasi keharmonisan jalinan antarumat beragama dilandasi falsafah hidup orang basudara (saudara).

“Jadi saling menghargai sebagai orang basudara itu dijunjung tinggi dan saling menghormati sesama tanpa melihat agama dan lainnya sebagai cerminan hidup diwariskan para leluhur yang perlu dilestarikan karena tidak terpengaruh perkembangan zaman,” kata Kasrul.

Kadis Perumahan dan Kawasan Permukiman Provinsi Maluku itu mengemukakan, Safari Ramadan terpadu ini diprogramkan dilaksanakan pada enam titik di sejumlah kabupaten/kota.

“Kami tidak bisa melaksanakannya di 10 kabupaten/kota lainnya di Maluku karena keterbatasan waktu yang efektifnya tinggal tiga pekan,” ujarnya.

Padahal, sejumlah Bupati/Wali Kota telah meminta agar Safari Ramadan terpadu dilaksanakan di daerahnya karena strategis menjalin kebersamaan hidup orang basudara.

“Pemprov Maluku juga memanfaatkan Safari Ramadan maupun Natal di kabupaten/kota untuk menyerap aspirasi dari masyarakat agar dalam memutuskan program sesuai dengan kebutuhan daerah atau pun masalah dihadapi,” tandas Kasrul.

 

RELATED ARTICLES
- Advertisment -                

Most Popular

Recent Comments